INDONESIA TANAH AIR TERCINTA...!!! by: lianingtyas-smager.blogspot.com/

Rabu, 21 Maret 2012

BIOGRAFI GESANG, Sang Pencipta Lagu Bengawan Solo

Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai "maestro keroncong Indonesia," ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu 'Bengawan Solo' ciptaannya telah diterjemahkan kedalam, setidaknya, 13 bahasa (termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang)
 
Gesang tinggal di di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, setelah sebelumnya tinggal di rumahnya Perumnas Palur pemberian Gubernur Jawa Tengah tahun 1980 selama 20 tahun. Ia telah berpisah dengan istrinya tahun 1962. Selepasnya, memilih untuk hidup sendiri. Ia tak mempunyai anak.

Gesang pada awalnya bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, ia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan saja di kota Solo. Ia juga pernah menciptakan beberapa lagu, seperti; Keroncong Roda Dunia, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan, pada masa perang dunia II. Sayangnya, ketiga lagu ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat.

Sebagai bentuk
penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.

Tahun 2007, Gesdang dirawat di rumah sakit PKU Solo dan menjalani operasi prostat. Di Januari 2010, Gesang masuk rumah sakit kembali, tak lama kemudian Gesang pulang.

Selanjutnya, Gesang masuk rumah sakit Rabu 13 Mei karena gangguan pernafasan dan infeksi kandungan kemih. Minggu, 16 Mei Gesang masuk ICU RSU Solo karena mengalami penurunan tekanan darah. Selasa, 18 Mei Gesang digosipkan meninggal dunia, akan tetapi kabar tersebut ternyata salah.

Lagu-lagu ciptaan Gesang

* Bengawan Solo
* Jembatan Merah
* Pamitan (versi bahasa Indonesia dipopulerkan oleh Broery Pesulima)
* Caping Gunung
* Ali-ali
* Andheng-andheng
* Luntur
* Dongengan
* Saputangan
* Dunia Berdamai
* Si Piatu
* Nusul
* Nawala
* Roda Dunia
* Tembok Besar
* Seto Ohashi
* Pandanwangi
* Impenku
* Kalung Mutiara
* Pemuda Dewasa
* Borobudur
* Tirtonadi
* Sandhang Pangan
* Kacu-kacu

My Dream

hai... Gua student of SHS 1 GEGER in XII-S4. . Kenalin gua LIA FITRIA NINGTYAS panggil gua ILIK. Gua lahir di Banyuwangi 05 April 1994. Gua anak tunggal. I Live at Puncanganom's Village Kebonsari Madiun. Gua suka Shopping, Travelling and Males"an. 

Gua pengen banggain Ayah n Mhom, Gua ga pengen ngecewain My Parent. Because gua pengen beri kebahagiaan dengan prestasi. Setelah lulus sekolah gua pengen kuliah KEPERAWATAN at UNAIR. UNAIR is MY FAVORITE UNIVERSITY. After that gua pengen work at Hospital as nurse. Gua pengen dengan hasil kerja gua bisa memberangkatkan HAJI ortu gua. Setelah bisa bahagiain ortu gua. Gua pengen nikah, punya anak and hidup bahagia with my husband and my parent.

For MY FRIENDS
I LOVE YOU ALL
For My Teacher in SMAN 1 GEGER
TERIMA KASIH TELAH MENDIDIK SAYA MENJADI ANAK YANG SUKSES DAN BISA MENGHANTARKAN SAYA LULUS SMA.

Selasa, 06 Desember 2011


 
Nama Lengkap  : LIA FITRIA NINGTYAS
Tempat, tnggal lahir : MADIUN 05 April 1994
Alamat    : Ds.Pucanganom Kec.Kebonsari Kab.Madiun
Tinggi/berat badan : 157 cm/43 kg
Hobi   : berenang and shoping
Agama   : Islam
Pendidikan  : SMAN 1 GEGER MADIUN
Cita-cita  : bidan

Senin, 05 Desember 2011

Sharing Geguritan / Puisi Jawa


Kandha


aku dudu sopo-sopo...
ugo ora duwe bondho donyo...
aku ora arep takon ngopo...
aku pancen ora biso...
isaku meng rumongso......
panceno,aku karo kowe ora podho...
ewosemono,yen entuk ngudho roso...
aku meng arep kondho...
aku kancanono...


_________________________________________________





Rasa Cuwa
Sliramu kang lunga
kelingan aku nalika semana
sliramu kang tuwuh katresnan
nandang wuyung mring donya
karonto-ronto miyak kahanan
metani kedadeyan semana
kelingan aku nalika semana
sliramu kang tuwuh waspa
menehi rasa kang cintraka
sliramu tansah lunga ngendani rasa
rasa cuwa sliramu ora kelingan nalika semana
menawa mendung arep... dadi udan
cuwa aku sliramu lunga
nglungani aku aku pancen marahi cuwa


_________________________________________________




Lunga
menawa sliramu lunga
aja ninggal bronto
netramu netes luh
lunga sliramu marahi bronto
...sliramu lunga ngendani bronto
mega ampyak-ampyak nguntapake lungamu
sliramu pancen ora bisa kapenggak
lungaa menawa sliramu lega
lega marang kahanan
aja cuwa menawa aku uga lunga
lunga mring kadadeyan


_________________________________________________





Sing Bisa Rumangsa
Kawulo Namung Tiyang Ndesa
Sangu Kulo Namung Pitutur Klawan Donga
Namung Satunggal Bandha Dunya Kulo
Mboten Sanes Kasebut Jiwa Kalawan Raga
Sanes Satriya Sanes Pandhita
Namung Sudra Ingkang Ngambara
Mboten Kagungan Empan, Mboten Papan
Mboten Sanak Mboten Kekadhang
Titah Sudra Ngambara Hakekat
Gegaman Satunggal Kasebut Jimat
Sastra Jendra Hayuningrat
Kalimasada Sejatining Ma ’rifat
Sing Sapa Bisa Rumangsa
Sejatine Kang Temen Bisa
Sing Sapa Rumangsa Bisa
Sejatine Janma Kang Durung Sampurna.




_________________________________________________


Werdining katresnan punika
rerakit lumampahing mangsa kang ngukir lembaring dalu rina


kang sinerat dening astaNya.

Werdining katresnan punika;
reroncening trenyuh kabagyan,
kang medal saking panangis lan gumuyu,
trus rumesep ing telenging kalbu.

Werdining katresnan punika;
angaksami tumrap sadaya kalepatan,
nampi samukawis klentu pakarti tuwin sisiping pitembung.

Werdining katresnan punika;
sabar sareh ugi nampi samukawis panandhang
lamun pedhut pacoban hanelahi, katresnan kinarya pepadhang.

Werdining katresnan punika;
rak ugi sami pitados lan manungkung jroning pangajeng-ajeng;
awit katresnan salaminipun langgeng.

Werdining katresnan punika;
peparingan Gusti Allah
katresnan kang mekar ing telenging manah,
konjuka ing Ngarsa Pepadhanipun…




_________________________________________________



kairing angslup hyang bagaskara
kang endah memba warna
dirgantara hanyilak ing sisih gumuk
mung werna kang dadi renaning gegana

duh gusti
wus tumeken ing wanci
sirnaning cahya surya kairing jumeduling candra ndadari
angresep ing salira



_________________________________________________



kamangka lumaku ing salumahng bantala
lir kadya ing madya wana
anemah sakabehing pacoban
sedya ungguling salira

mung kang pada sabar
bakal nrima lan mrangguli ananing katentreman jiwa
dene sira lirwa ing tata lan cara
mung kaendahan kang dadi pangangen
sirna tan rupa

Minggu, 04 Desember 2011

Lagu Jawa yang Sangat Bermakna

Mungkin agan-agan semua pernah dengar lagu ilir-ilir yang dulu kala adalah sebagai mediasi syi’ar agama yang dilakukan oleh para waliyulloh di tanah jawa yang terkenal dengan sebutan “Wali Songo” tidak hanya sebuah syair akan tetapi didalamnya mengandung sebuah muatan mistis dan juga arti yang sangat bijaksana. Dua lagu atau gending jawa dibawah ini mungkin sering agan2 denger, monggo disimak dulu...  

Lir-ilir

Lir-ilir
Lir-ilir, lir-ilir
tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hiyo…
Sayup-sayup bangun (dari tidur)
Pohon sudah mulai bersemi,
Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,? (blimbing apa??)
walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
Pakaian-pakaian yang koyak(buruk) disisihkan
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung terang rembulannya
Mumpung banyak waktu luang
Mari bersorak-sorak ayo…
Tembang diatas sungguh luar biasa maknanya, kanjeng Sunan memberikan pelajaran hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah dan mudah diingat, coba mari kita kupas bait perbait dari makna tembang ini,
1. Lir-ilir, lir-ilir
tembang ini dimulai dengan ilir-ilir artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (sejatinya tidur itu mati) bisa juga dimaknai sebagai sadarlah. Tetapi apa yang perlu dibangunkan? yaitu hidup kita (ingsun) hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? fikiran? —terserah kita yang penting disini ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan berdzikir. dzikir yang bagaimana??? (kita tanyakan pada diri kita masing-masing). dengan berdzikir maka ada sesuatu yang dihidupkan.(kita fikirkan ini)
2. tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
kemudian dilanjutkan dengan bait berikutnya, bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Apakah ini pohon dhohir? tentu tidak pohon disini adalah pohon kalimatan toyyibah. yang akarnya tetap tertancap di bumi dan cabangnya ada empat serta tiap cabangnya menghasilkan buah makrifat atas izin Tuhannya.
3. Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi, Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Bait ini memberikan petunjuk bahwa untuk mencapai buah dari pohon itu kita harus jadi anak gembala, apa yang kita gembala? ya diri kita sendiri yang perlu kita gembala, hawa kita, nafsu kita yng perlu kita gembalakan, kita didik dan kita jadikan kendaraan untuk bisa mencapai buah dari pohon toyyibah itu.
Susah susah ya ambil buah itu, meskipun susah buah dari pohon itu harus kita ambil untuk mencuci pakaian kita, pakaian dhohir? tetnu bukan, pakaian disini adalah pakaian Taqwa, pakaian taqwa ini harus kita cuci dengan buah dari pohon itu.
4. Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Pakaian kita (taqwa) harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“. Kemudian jika pakaian kita sudah dibersihkan, sudah kita rajut sangat indah maka pakaian kita itu kita kenakan, kita pakai untuk kembali ke Tuhan (Inna LILLAH).
5. Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane, Yo surako… surak hiyo…
Bait ini mengingatkan kita untuk cepat-cepat bangun/sadar, cepat mengambil buah dari pohon toyyibah, kemudian mencuci pakaian dengan sari buah/air dari pohon toyyibah tersebut untuk mencuci pakaian kita (pakaian Taqwa). dengan pakaian Taqwa itu kita kembil ke Tuhan dengan menggunakan pakain yang indah. sehingga kita kembali ke pada-NYA sebagai Muttaqin.
Mumpung masih ada kesempatan, mari kita cepat-cepat untuk mengambil buah Itu, untuk bisa mencapai buah itu, kita harus bangun/sadar/nglilir dari tidak sadar/tidur, karena untuk mencapai buah itu sangat licin, mudah terpeleset jadi harus sadar, untuk bisa sadar harus Dzikir karena Dzikir itu untuk menyadarkan ruh kita dan mengingat Tuhan. (Keluar dari Lupa, masuk Kepada Ingat)
sehingga kita bisa mengambil buah itu, kita pakai untuk mencuci pakaian Taqwa kemudian kita
Inna LILLAHI wa Inna ILLAIHI ROJIUUN. “sesunggunya saya dari Alloh, dan kembali kepada Alloh”. Amiin


  SLUKU-SLUKU BATHOK

Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung montho
Mak jenthit lolo lobah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleko dhuwit.

Sluku-sluku bathok
berasal dari Bahasa Arab : Ghuslu-ghuslu bathnaka,
artinya mandikanlah batinmu. Membersihkan batin dulu sebelum membersihkan badan atau raga. Sebab lebih mudah membersihkan badan dibandingkan membersihkan batin atau jiwa.

Bathoke ela-elo
Batine La Ilaha Illallah : maksudnya hatinya senantiasa berdzikir kepada Allah, diwaktu senang apalagi susah, dikala menerima nikmat maupun musibah, sebab setiap persitiwa yang dialami manusia, pasti mengandung hikmah.


Si Rama menyang Solo
Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat. Allah menciptakan Jin dan manusia tidak lain adalah agar supaya menyembah, menghambakan diri kepada-Nya. Menyadari betapa besarnya anugerah dan jasa yang telah diperoleh manusia dan betapa bijaksana Allah dalam segala ketetapan dan pekerjaan-Nya. Kesadaran ini dapat mendorong seorang hamba untuk beribadah kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diterima. Manusia sendirilah yang akan memperoleh manfaat ibadah yang dilakukannya.

Oleh-oleh payung muntho
Lailaha Illalah hayyun mauta : dzikir pada Allah mumpung masih hidup, bertaubat sebelum datangnya maut. Manusia hidup di alam dunia tidak sekedar memburu kepentingan duniawi saja, tetapi harus seimbang dengan urusan-urusan ukhrowi. Kesadaran akan hidup yang kekal di akhirat, menumbuhkan semangat untuk mencari bekal yang diperlukan.

Mak jentit lolo lobah wong mati ora obah, nek obah medeni bocah, nek urip golekko dhuwit
Kalau sudah sampai saatnya, mati itu sak jenthitan selesai, habis itu tidak bergerak. Walau ketika hidup sebagai raja diraja, sugih bondo-bandhu, mukti wibawa, ketika mati tidak ada yang dibawa. Ketika masih hidup supaya berkarya, giat berusaha.
Demikian, kilas balik rekaman masa kanak-kanak ketika ngaji di surau. Jethungan, gebak sodor, jamuran dan model-model permainan lainya, penuh simbol menuju kesadaran beragama. Dengan sarana-prasarana serta serta fasilitas yang murah-meriah, pesan-pesan moral dapat terserap di hati masyarakat.
Dakwah keagamaan dalam perkembangannya telah mengalami berbagai perubahan bentuk cara dan penekanan. Dahulu pemaparan ajaran agama dititik beratkan pada usaha mengaitkan ajaran-ajarannya dengan alam metafisika, sehingga surga, neraka, nilai pahala dan beratnya siksaan mewarnai hampir setiap ajakan keagamaan.
. Sumber: http://www.kaskus.us

Macam - Macam Instrumen Gamelan

KENDANG
Fungsinya mengatur irama,ada 3 jenis kendang,yang kecil disebut Ketipung,yang sedang disebut kebar.Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi.
BONANG
bonang adalah alat musik yang digunakan dalam gamelan Jawa. Gong-gong kecil ditempatkan secara horizontal di atas tali dalam bingkai kayu (rancak), baik satu atau dua baris lebar. Semua ceret memiliki bos pusat, tetapi di sekelilingnya yang bernada rendah memiliki kepala datar, sedangkan yang lebih tinggi memiliki melengkung satu. Masing-masing sesuai untuk lapangan tertentu dalam skala yang sesuai; sehingga ada yang berbeda untuk bonang pelog dan slendro. Mereka biasanya dipukul dengan tongkat berlapis (tabuh). Hal ini mirip dengan gong memeluk lain di gamelan itu, kethuk, kempyang, dan kenong.
DEMUNG,SARON & PEKING
Demung
SARON
PEKING
KENONG
Kenong merupakan unsur instrumen pencon gamelan yang paling gemuk, dibandingkan dengan kempul dan gong yang walaupun besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun pada pangkon berupa kayu keras yang dialasi dengan tali, sehingga pada saat dipukul kenong tidak akan bergoyang ke samping namun dapat bergoyang ke atas bawah, sehingga menghasilkan suara. Bentuk kenong yang besar menghasilkan suara yang rendah namun nyaring dengan timber yang khas (dalam telinga masyarakat Jawa ditangkap berbunyi ning-nong, sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, suara kenong mengisi sela-sela antara kempul.
SLENTHEM & GENDER
Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan bila ditabuh.
GONG
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini. Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis.
REBAB
Rebab (Arab: الرباب atau رباب) adalah alat musik gesek yang biasanya menggunakan 2 atau 3 dawai, alat musik ini adalah alat musik yang berasal dari Timur Tengah dan mulai digunakan di Asia Tenggara setelah penyebaran pengaruh dari Timur Tengah. Alat musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.
SITER
Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada hubungannya juga dengan kecapi di gamelan Sunda. Siter dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan
Sumber: http://www.kaskus.us

Sabtu, 03 Desember 2011

Sudahkah Anda Melihat Kesenian Ini [ Dolalak ]

Awal mula tarian dolalak
Dolalak adalah kesenian khas dari Kabupaten Purworejo. Tarian ini merupakan peninggalan pada zaman penjajahan Belanda. Asal kata Dolalak adalah dari not Do dan La karena tarian ini diiringi hanya dengan alat musik dua nada, tentunya pada zaman dulu awal mula Dolalak. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, tarian Dolalak sekarang sudah diringi dengan musik modern, yaitu keyboard. Lagu-lagu yang dimainkan pun bervariasi dan beragam.
 Penari Dolalak hanya dilakukan oleh para wanita, berseragam hitam dengan aksesoris yang gemerlapan juga ada aksesoris yang khas yaitu kacamata hitam. Penari-penari Dolalak bisa mengalami trance, yaitu suatu kondisi mereka tidak sadar karena sudah begitu larut dalam tarian dan musik. Tingkah mereka bisa aneh-aneh dan lucu. Tarian Dolalak saat ini sudah berkembang pesat bahkan sudah menjadi brand image Kabupaten Purworejo.
Dolalak semakin populer di kalangan generasi muda. Hal ini tidak luput dari peran Pemerintah Daerah Purworejo yang terus mengembangkan dan melestarikan kesenian asli daerah Purworejo ini. Bahkan di setiap event-event tingkat nasional kesenian Dolalak selalu tampil sebagai suatu kesenian yang unik. Di setiap lomba-lomba kesenian tingkat nasional kesenian Dolalak selalu menjuarai.
  Hal inilah yang selalu mendorong Kesenian Dolalak selalu ditampilkan dalam Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia, Jambore Pramuka dari tingkat daerah sampai Nasional, pertunjukkan budaya antar daerah, bahkan sudah melanglang ke beberapa negara di Asia dan Eropa. Oleh karena itu Dolalak perlu dipatenkan sebagai kesenian asli Indonesia pada umumnya dan menjadi kesenian asli daerah Kabupaten Purworejo pada khususnya. Hal ini bertujuan agar Dolalak tidak diklaim sebagai milik perseorangan, daerah, atau bahkan bangsa lain.
Saya cari manis kembang melati Di saya cari manis kembang melati Melati juga yang manis kepada saya
Syair itu cuplikan dari lagu pengiring tarian tradisional Purworejo, tari ndolalak (angguk). Selain lagu itu, para pernarinya juga diiringi suara bedug, terbang jawa, organ, dan kendang. Biasanya ketika para penari lainnya mundur teratur ada salah satu penari yang menggunakan kacamata hitam jingkrak-jingkrak agresif itu tandanya si penari sedang kesurupan roh halus. Itu gambaran seni tradisional peninggalan leluhur yang jadi andalan dan masih berkembang di Purworejo sampai sekarang. Kelompok kesenian Ndolalak sudah menyebar dan kita tidak sulit mencari group-group ndolalak di kawasan kabupaten Purworejo. Bahkan sering pentas di acara-acara penting dalam negeri. 
Sumber: http://www.kaskus.us

Lihat

Lia Fitria Ningtyas

Pengikut

Lia Fitria Ningtyas. Diberdayakan oleh Blogger.
TERIMAKASIH SUDAH DATANG DI BLOG SAYA. -ONLY THE STONG-